RISAU PURNAMA SYA’BAN

Kupandangi lagi,
Purnama sya’ban berusaha bahasakan sakau
Atas rindu yang melebihi batas sangat
Mengusik daun yang baru saja terlelap
Mengundang alam tuk bersama keluar menyuarakan
Hingga angin pun membidik awan
Agar awan segera beranjak demi purnama dapat memandang bumi nabawi

Dalam napas berbentuk sekarat
Purnama sya’ban memanggil bait
            ...Thala’al badru alaina
            Min tsaniyyatil wada’...
Lalu ia berkata kepada kami,
            “Aku terlalu hina saat para anshar menyebut Nur Allah dengan ‘badr’
            Sedangkkan aku tak lebih dari bayangan, bekas pancaran wajah-Nya”
Tak sempat Ia tunggu jarum detik beranjak, ia berlalu dengan nestapa
            Wajaba syukru ‘alaina..



Kotagede, 08 Mei 2017

Komentar